Sejarah Lembaga

Sejarah Lembaga

Sejarah Singkat Wilayah Jakarta

Ketika Jakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia, pimpinan gereja Mgr. Willekens menulis surat kepada Muder Laurentia de Sain (pemimpin misi Tarekat CB) untuk turut terlibat dalam tugas misioner gereja khususnya upaya pengembangan pendidikan di Ibukota. Bersamaan dengan dibukanya Novisiat di Blok B Kebayoran pada tahun 1952, dimulailah penanganan dan pengembangan bidang pendidikan di Jakarta dengan turut mengajar di sekolah Strada milik keuskupan. Sebagai novis ketika itu, Sr. Emmanuela Jansen dan Sr. Marije Peters yang datang bersama dengan Sr. Tiodoro dari Belanda, memberi pelajaran di SD Strada. Menyusul kemudian Sr. Benedictus dan juga Sr. Borromeo.

Pada tahun 1957, Yayasan Strada menawarkan kepada pimpinan tarekat untuk mengambil alih sekolah, dan pada tahun 1959 secara resmi sekolah Strada diambil alih dan diberi nama Tarakanita. Mgr. A. Djojoseputro SJ kemudian mendorong para suster CB untuk mengembangkan pastoral sekolah di Blok Q (SD, SMP, dan SMA). Tahun 1962, Sr. Emmanuela Jansen mendirikan SMA Tarakanita 1 dan pada Tahun 1968 didirikan pula LPK Tarakanita dan SMEA Tarakanita. Tahun 1970 SMA Tarakanita 1 berpindah ke gedung sekolah di Jl. Puloraya, dan tahun 1990 Aksek/LPK Tarakanita berpindah ke daerah Pondok Kelapa dan mulai tahun 2002 pengelolaannya berada di bawah Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita. Mulai tahun 1971 pengelolaan sekolah Tarakanita semakin berkembang di Pluit Jakarta Utara, Rawamangun Jakarta Timur dan Patal Senayan Jakarta Selatan.

Sejak semula, sekolah-sekolah Tarakanita di Jakarta dikelola oleh pengurus Yayasan Cabang Jakarta, namun sejak tanggal 1 Agustus 2002 kantor cabang Jakarta digabungkan ke dalam Kantor Pusat yang berkedudukan di Jl. Salemba Tengah No. 23 Jakarta Pusat. Hingga saat ini, Wilayah Jakarta mengelola 18 unit sekolah di Jakarta yang terdiri dari 5 KB-TK, 5 SD, 5 SMP, 2 SMA, dan 1 SMK.