Article Detail


Pemilihan Ketua OSIS Baru, Bukti Demokrasi di SMA Tarakanita 2 Jakarta


SMA Tarakanita 2 Jakarta mewujudnyatakan nilai–nilai demokrasi.  Ini dilakukan melalui penyelenggaraan pemilihan untuk ketua OSIS dengan sistem pencoblosan kartu suara.

Pada dasarnya penerapan demokrasi di sekolah banyak dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan secara sederhana. Lingkungan sekolah SMA Tarakanita 2 Jakarta sangat mendukung sistem demokrasi, seperti adanya musyawarah di kelas (diskusi kelompok, memilih pengurus kelas). 

Demokrasi juga diterapkan dengan menghormati keberagaman pendapat dan keyakinan, mematuhi aturan–aturan sekolah. Dan yang paling besar perwujudan demokrasi adalah saat pemilihan ketua OSIS.

Pemilihan umum (pemilu) diikuti  seluruh murid, demikian juga guru dan karyawan, ikut ambil bagian dalam “pencoblosan” pemilihan ketua OSIS. Model pemilihan OSIS dengan pencoblosan langsung ini sudah cukup lama dilaksanakan di SMA Tarakanita, lebih jujur dan terbuka untuk memilih ketua.

Pemilu sekolah ini lanjutan dari rangkaian kegiatan sebelumnya. Didahului dengan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang menyiapkan para calon pengurus OSIS. 

Tahap ini dilanjutkan dengan seleksi untuk calon ketua berdasarkan nilai dan kinerja selama LDK. Para calon tiga besar ketua OSIS kemudian mengadakan kampanye aktif untuk mensosialisasikan program yang akan dilakukan jika terpilih menjadi ketua OSIS.

Dari hasil penghitungan suara, Abigail Marsya dari Kelas F5 XI mendapat suara 204, Imanuel Juventius dari Kelas F3 XI mendapat 191 suara, sedangkan Nicolas dari F4 XI mendapat 90. 

Total pemilih 487, jumlah suara 485, golput 2, suara tidak 0. Berdasarkan perhitungan tersebut maka Abigail Marsya menjadi ketua OSIS terpilih periode berikutnya.

Sekolah selalu menanamkan nilai–nilai demokrasi sejak dini, pendidikan yang langsung menerapkan, mempraktekkannya dalam kehidupan. Aspek kebermanfaatan dari pendidikan benar–benar ada di lingkungan sekolah. 

Salah satu tujuannya adalah murid memiliki rasa kepedulian terhadap kegiatan sekolah sekaligus membentuk karakter murid yang berorientasi pada keadilan dan tanggung jawab.

SMA Tarakanita 2 Jakarta berkomitmen dan konsisten dalam pembentukan karakter segenap murid. Proses pemilu ketua OSIS merupakan bentuk dari perwujudan nilai–nilai ketarakanitaan, yaitu “Celebration dan Community”. 


Para murid memgembangkan rasa syukur atas kehidupan melalui iman dan tindakan positif membangun semangat kebaikan. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan OSIS, diskusi, kegiatan advokasi isu-isu di sekolah. 

Pesta demokrasi dalam pemilu OSIS sebagai ungkapan rasa syukur dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sekolah membangun persaudaraan sejati, saling percaya, dan gotong royong, kebersamaan sebagai komunitas sekolah. Ini menjadi pondasi demokrasi yang kuat dan harmonis.  “Community” pada para murid memberikan harapan yang besar dalam mengembangkan pendidikan demokrasi di sekolah.

“Pesta demokrasi” menjadi sarana serta mengakomodasi kepentingan dari seluruh komunitas sekolah. Membantu menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, saling menghargai dan bertoleransi. 

Dan tentu saja pemilu di sekolah dapat mempersiapkan murid sebagai generasi yang cerdas, kritis nantinya dalam mewujudkan demokrasi yang lebih baik di masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan berdemokrasi di sekolah memberikan kesempatan bagi para murid untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan–kegiatan sekolah. Nilai–nilai kebebasan, tanggung jawab, keadilan, kebersamaan terinternalisasi dalam diri murid. 

Pemilu di sekolah memberikan kesempatan bagi seluruh murid dalam mengembangkan potensi diri, terutama kepemimpinan dan keterampilan berorganisasi, serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan sosialnya.

Meskipun ketua OSIS ditentukan berdasarkan jumlah suara, namun kekeluargaan, kerjasama, dan gotong royong, “Community” juga dikembangkan melalui pemilu sekolah, bukan sekadar dominasi mayoritas  terhadap minoritas di sekolah, dalam pemilu OSIS 

Penulis: Winarto

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment